Setelah sukses
menggelar pelbagai kegiatan seni-budaya, kini Yayasan Pusat Kebudayaan Jambi
menggelar Malay Writers And Cultural
Festival (selanjutnya disingkat MWCF) mulai 14-17 Oktober 2024, bertempat
di Taman Budaya Jambi.
Perhelatan
sastra-budaya skala nasional ini akan dihadiri narasumber ahli baik dari
kalangan akademisi, peneliti, budayawan, seniman, sastrawan, dan jurnalis
nasional. Rangkaian kegiatan MWCF tahun ini adalah Panggung Pertunjukan Seni
Tradisi Rumpun Melayu dari 6 Provinsi di Indonesia, Panel diskusi Perkembangan Manuskrip
Melayu, Cerita Anak berbasis Kearifan Lokal serta Artificial Intelligence dan Masa Depan Sastra. Tidak hanya itu,
MWCF 2024 juga akan diisi kegiatan pelatihan menulis esai, feature dan cerita pendek oleh mentor profesional di bidangnya
yaitu cerpenis nasional Benny Arnas, esais sekaligus pendiri Porch Literary Magazine dan redaktur
Kompas/sastrawan Hilmi Faiq.
Khusus panel
diskusi bertajuk perkembangan penelitian seputar Manuskrip Melayu akan
diselenggarakan pada Kamis, 17 Oktober 2024, pukul 08.30-11.30 WIB, bertempat
di ruang Teater ARENA Taman Budaya Jambi. Berikut profil tiga narasumber ahli:
Pertama, Pramono, PhD adalah seorang filolog Indonesia yang saat
ini beraktivitas sebagai dosen di Universitas Andalas (Unand), Padang. Ia
dicatat atas dedikasinya menyelamatkan manuskrip Minangkabau dari kepunahan
lewat upaya inventarisasi, konservasi, dan digitalisasi. Karya-karyanya
meliputi kajian tentang naskah Minangkabau. Di Unand, ia memprakarsai
berdirinya Minangkabau Corner yang menyimpan koleksi ratusan naskah kuno
Minangkabau dalam bentuk digital. Sejak 2015, ia dipercaya sebagai Ketua
Jurusan Sastra Minangkabau.
Bagi seorang Pramono, menjadi filolog atau peneliti naskah kuno bukanlah
hal mudah. Proses panjang harus ia lewati dari sejak mencari, mendapatkan
akses, hingga menyelamatkan naskah kuno Minangkabau yang ditemukannya. Meski
demikian, rasa cinta dan pemikiran bahwa manuskrip adalah jembatan penghubung
antara kehidupan saat ini dengan masa lalu, membuatnya terus maju.
Kedua, Dr. Rias Antho Rahmi Suharjo, S.S.,
S.Pd., M.A. Peneliti
manuskrip-manuskrip Melayu kelahiran 1987. Pendidikan Sarjana diselesaikan di
Universitas Gadjah Mada pada 2009 (Jurusan Sastra Indonesia) dengan skripsi
konsentrasi filologi serta di Universitas Negeri Yogyakarta (Jurusan Pendidikan
Bahasa Inggris) pada 2013. Pada 2012, ia menyelesaikan pendidikan Magister di
Universitas Gadjah Mada dengan manuskrip Pecenongan sebagai objek
penelitiannya. Pada 2018, ia menyelesaikan disertasi berjudul Hikayat Sultan
Taburat: Strategi Berhikayat pada Akhir Abad ke-19 dan menamatkan pendidikan
Doktor di Universitas Indonesia. Pernah terlibat dalam penelitian manuskrip
Melayu di Pecenongan, Riau, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan, Ternate,
serta Tidore. Saat ini ia mengajar di Departemen Susastra, Fakultas Ilmu
Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia dan bekerja sebagai Sekretaris Unit
Penjaminan Mutu Akademik di fakultas dan universitas yang sama. Karya-karyanya
dapat ditelusuri melalui google scholar atas nama Rias A. Suharjo. Ia dapat
dihubungi melalui email rias.suharjo@gmail.com.
Ketiga, Deki Syaputra ZE lahir di Kerinci dan aktif menulis hasil
kajian manuskrip. Ia kerap menulis tentang manuskrip incung kerinci dan sejarah
budaya yang dipublikasi dalam bentuk jurnal dan buku. Kini ia aktif mengelola Rumah
Baca Incung yang ia dirikan di Kota Jambi. Ia juga pernah mengalihaksarakan
cerita anak ke dalam aksara incung untuk Presidensi G 20 tahun 2022. Dengan
latar pendidikan ilmu sejarah, ia juga sering menulis dan mengisi berbagai
pertemuan ilmiah di bidang sejarah dan manuskrip.
Tunggu apalagi. Mari ikuti seluruh rangkaian kegiatan MWCF 2024 di Taman Budaya Jambi, Sungai Kambang, Kota Jambi. Segala informasi seputar MWCF 2024 dapat diakses melalui instagram Pusat Kebudayaan Jambi: @pusatkebudayaanjambi dan instagram MWCF 2024: @malaywritersfest.