Malay Writers and
Cultural Festival (selanjutnya disingkat MWCF) adalah festival sastra-budaya
yang ditaja Yayasan Pusat Kebudayaan Jambi. Berdasarkan Keputusan Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor AHU-0017502.AH.01.04 Tahun 2023,
Pusat Kebudayaan merupakan lembaga yang memiliki visi menjadi pusat keunggulan
khasanah budaya Jambi.
Fokus Yayasan Pusat
Kebudayaan Jambi adalah penelitian, pengkajian, pusat informasi, dokumentasi,
dan konsultasi serta penyelenggaraan pelbagai event seni budaya. Adapun bidang
program Pusat kebudayaan Jambi adalah advokasi, edukasi, festival, residensi, penelitian
dan penerbitan.
MWCF menjadi sebuah
pilihan gerakan kebudayaan yang diharapkan terintegrasi dengan program pengembangan
pariwisata berbasis kekayaan daerah yang tumbuh dan berkembang di seantero
Provinsi Jambi sehingga memberi efek positif bagi kesejahteraan masyarakat.
Kenapa Malay?
Daerah yang saat ini secara administratif dikenal
sebagai Provinsi Jambi (dalam sejarahnya disebut sebagai Melayu), mulai dari
fase Melayu Kuno, Budhis hingga masuknya agama Islam telah terhubung dengan
dunia luar. Posisi Jambi yang strategis dalam pelayaran dunia (the favoured
commercial coast) membuat Jambi terbuka bagi kedatangan orang luar (asing).
Tidak sekedar datang, banyak di antara orang dari daerah lain tersebut yang
lantas menetap di Jambi, termasuk menjadi “orang-orang besar” dalam sejarah
perjalanan Jambi.
Kontak budaya yang
telah berlangsung lama antara Jambi dengan dunia luar, sebut saja seperti
India, Persia, Cina, Burma, Kamboja, Vietnam, Siam, dan Arab, sejatinya
menunjukkan watak Jambi yang kosmopolit. Seiring perkembangan zaman, didukung
revolusi teknologi dan informasi, kontak budaya tersebut makin meluas dan
berkembang pesat sampai sekarang.
Memilih kata
“Malay” untuk festival sastra-budaya ini menegaskan pandangan (wordview)
sekaligus sikap yang segaris dan sebangun dengan perjalanan panjang Jambi telah
ikut serta mewarnai peradaban Nusantara. Sebagai
wilayah kebudayaan, “Malay” menjadi spirit sekaligus lumbung perjumpaan mereka
yang datang dari pelbagai daerah di Nusantara dan mancanegara guna mengenalkan
dan mempercakapkan karya sastra-budaya di Jambi. Dari situ, Jambi diharapkan
terus berkontribusi bagi peradaban melalui karya tulis maupun karya seni dan
atau bentuk dokumen pengetahuan lainnya yang dapat diakses masyarakat secara
luas. Kerja kebudayaan tersebut menjadi penting di abad nir-teritori sebagai
bagian dari kesadaran sekaligus strategi kebudayaan untuk terus tumbuh,
berkembang dan berkontribusi.
Penyelenggaraan
MWCF dilatarbelakangi beberapa hal yaitu pertama Provinsi Jambi belum memiliki
festival sastra-budaya yang dikelola secara profesional oleh lembaga non pemerintah
yang dilaksanakan secara konsisten dan berkesinambungan guna memperkenalkan
karya sastra-budaya penulis Jambi ke publik nasional dan internasional. Selain
itu, juga memperkenalkan karya sastra-budaya dari penulis mancanegara kepada
publik Jambi.
Kedua, khasanah kebudayaan Jambi baik tangible (benda) maupun intangible (tak-benda) yang tersebar di seluruh Kabupaten/Kota dalam Provinsi Jambi belum terorganisir melalui festival sastra-budaya secara nasional maupun internasional yang terintegrasi dengan agenda pengembangan pariwisata daerah di Provinsi Jambi. Ketiga, publikasi hasil riset seputar budaya Jambi yang diselenggarakan oleh lembaga/universitas/pusat studi maupun oleh individu belum memiliki wadah populer dalam bentuk festival yang dapat diakses oleh pelbagai kalangan peminat/masyarakat secara rutin dalam setahun.
Bertolak dari hal
di atas, maka visi festival ini adalah menjadikan MWCF sebagai festival sastra-budaya
bertaraf internasional yang dikelola secara profesional serta berkesinambungan
untuk memperkenalkan karya penulis/pelaku seni Jambi sekaligus kekayaan seni
budaya Jambi ke kancah nasional dan internasional.
Guna
mengejawantahkan visi tersebut, maka misi MWCF yaitu pertama merajut jejaring
antar individu/lembaga/komunitas/sanggar budaya dalam maupun luar negeri.
Kedua, mengembangkan jaringan dengan para penulis/pelaku sastra-budaya secara
nasional dan internasional melalui dialog kekaryaan antara penulis
Jambi/Indonesia dengan penulis mancanegara, dan ketiga menjadi titik temu bagi
para pemangku kepentingan dalam rangka pelestarian dan pengembangan budaya dan
pariwisata Jambi melalui MWCF.
Penyelenggaraan MWCF berangkat dari sebuah kesadaran yaitu tidak menjadikan kekayaan budaya sebatas barang antik yang dapat membuat sesiapa saja terbelalak lalu terjerembab dalam romantisme masa lampau belaka, tetapi menjadikannya sebagai ruang terbuka untuk ditilik kembali sehingga menjadi pengetahuan sekaligus mewujud dalam bentuk karya seni kreatif yang berguna sekaligus menginspirasi.