Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf Buka Dialog Publik Mwcf 2024

Sebagai salah satu upaya mengajak insan-insan kreatif untuk melakukan dialog kekaryaan yang berangkat dari peradaban yang tumbuh dan berkembang di sepanjang aliran sungai dengan segala dinamika, problematika, dan bahkan paradoknya, Minggu,16/2024, Pusat Kebudayaan Jambi mengadakan acara “Diskusi Publik” di aula griya mayang, rumah dinas Wali Kota Jambi.



Pra event Malay Writers And Cultural Festival ini mengangkat tema “Pemajuan Parawisata Jambi Berbasis Budaya Daerah : Problematika, Tantangan dan Dukungan Regulasi Serta Pendanaan”. Acara yang dimoderatori budayawan Jambi, Jumardi Putra, menghadirkan pembicara kunci yaitu Ni Made Ayu selaku Deputi Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI. Ada juga PJ Walikota Jambi Sri Purwaningsih, Agus Widiatmoko selaku Ketua BPK V Kemendikbudristek dan Sri Purnama Syam mewakili Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi.



Berpijak pada “Malay”, MWCF sebagai festival sastra- budaya- pariwisata yang ditaja Pusat Kebudayaan Jambi menegaskan pandangan (wordview) sekaligus sikap yang segaris dan sebangun dengan perjalanan panjang Jambi dalam ikut serta mewarnai peradaban Nusantara.



Sebagai wilayah kebudayaan, “Malay” menjadi spirit sekaligus lumbung perjumpaan mereka yang datang dari pelbagai daerah di Nusantara dan mancanegara guna mengenalkan dan mempercakapkan karya sastra-budaya di Jambi.



Jambi diharapkan terus berkontribusi bagi peradaban melalui karya tulis dan atau bentuk dokumen pengetahuan lainnya yang dapat dibaca secara luas. Laku kebudayaan tersebut menjadi penting di abad nir-teritori sebagai bagian dari kesadaran sekaligus strategi kebudayaan untuk terus tumbuh, berkembang dan berkontribusi.



MWCF 2024 mengangkat tema “Imajinasi Negeri Seribu Sungai|. Sedari bersama, di sepanjang aliran sungai Batanghari beserta anak-anak sungai yang terhubung dengannya-telah terjadi interaksi budaya yang rekam jejaknya masih dapat dijumpai hingga saat ini.



Kawasan yang kini menjadi prioritas di sekitar Sungai Batanghari adalah Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muarajambi. Berdasarkan sumber catatan Cina, KCBN Muaro Jambi pada abad ke 7 sampai ke 13 aktif digunakan sebagai pusat pendidikan Buddhisme.


Muaro Jambi menjadi bagian dari Kerajaan Melayu Kuno dan Sriwijaya yang menjadi bukti nyata peradaban, proses edukasi dan inovasi di masa lampau. Bahkan, temuan terbaru hasil pemugaran di KCBN Muarojambi menunjukkan indikasi kuat adanya hubungan dunia luar dengan masyarakat pedalaman Jambi telah terjalin jauh sebelum abad ke 7.



“Esensinya Malay Writers and Cultural Festival 2024 hadir mengangkat tema Imajinasi Negeri Seribu Sungai sebagai sebuah upaya tiada henti mengajak insan- insan kreatif di segala penjuru tanah air dan bahkan luar negeri melakukan dialog kekaryaan yang berangkat dari peradaban yang tumbuh dan berkembang di sepanjang aliran Sungai-dengan segala dinamika, problematika, dan bahkan paradoknya- yang dimanifestasikan ke dalam beberapa program utama MWCF” ujar Ni Made Ayu.



Revitalasi Wisata Muaro Jambi ini menjadi Gagasan berangkat dari sebuah kesadaran yakni MWCF tidak menjadikan masa lalu sebatas barang antik yang dapat membuat sesiapa saja terjerembab dalam romantisme kemegahan masa lampau belaka, tetapi menjadikannya sebagai ruang terbuka untuk ditilik kembali sehingga menjadi kawasan pengetahuan yang dapat diajarkan untuk generasi penerus.